Dalam waktu 5 tahun terakhir negara benar-benar hadir untuk membangun desa, agar desa yang tertinggal bisa lebih maju hal ini dibuktikan dengan ratusan triliun rupiah yang sudah di gelontorkan pemerintah untuk membangun desa.
Presiden Joko Widodo pada saat menghadiri acara Silaturahmi Nasional Pemerintah Desa se-Indonesia pada Rabu, 10 April 2019 menngatakan “desa itu selalu ada dalam hati dan fikiran saya, bukan saya berasal dari desa, bukan itu saja tetapi menurut saya membangun desa artinya juga membangun Indonesia”.
Perlu diketahui, sampai 2019 ini sebanyak Rp. 257 Triliun anggaran dana desa sudah pemerintah pusat salurkan untuk dikirim ke desa-desa di seluruh Indonesia. Desa di seluruh Indonesia mencapai 74.900 desa. Dana itu dikirim ke desa bermaksud agar desa bisa lebih maju dalam hal pembangunan infrastruktur dan juga sumber daya manusianya. Sehingga desa bisa membangun wilayahnya sendiri agar Indonesia Maju Jokowi.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan “ jika ada produk-produk lokal di desa yang memiliki keunggulan, nah di situlah mulai di berikan suntikan dana agar produk memiliki kualitas dan daya saing sehingga bisa dijual masuk ke kota atau tingkat nasional “.
Selain membangun desa Presiden Jokowi juga telah membangun 782 kilometer jalan tol. Dikutip dari laman skretariat kabinet, 3/2/2019. Presiden Jokowi mengatakan, selama empat tahun kita telah membangun 782 kilometer jalan tol, akihr tahun 2019 ini akan ada tambahan jadi total selama 5 tahun ini menjadi 1.854 kilometer.
Presiden Jokowi memberikan gambaran, pada pertama kali tol jagorawi di bangun pada tahun 1978, negara-negara lain melihat ke Indonesia, tapi sampai 2014 pemerintah baru bisa membangun jalan tol sebanyak 780 kilometer.
Masih menurut Jokowi ada beberapa alasan yang bisa membuat pembangunan jalan tol tidak berjalan mulus dan tidak bisa selesai selama betahun-tahun seperti pembebasan lahan.
Dengan dibangunnya jalan tol Presiden Joko Widodo ingin nantinya ada titik-titik kawasan wisata baru yang bisa berkembang menjadi lebih baik, kawasan industry baru dan kawasan industry khusus.
Presiden Joko Widodo bukan cuman membangun desa dan jalan tol saja tapi dia juga sudah membangun beberapa bandara dan pelabuhan.
Kurun waktu 2014 sampai 2018 Pemerintahan Presiden Jokowi telah membangun 10 bandara.
- Bandara letung, kep. Anambas kep. Riau bandara pengumpan ini memiliki kapasitas terminal seluas 600 m2 dan memiliki panjang Runway 1.600 m X 30 m.
- Bandara Namniwel, Maluku. Kapasitas terminal 1.242 m2 dan panjang runway 1.600 m x 30 m.
- Bandara miangas. Sulawesi Utara, bandara miangas ini memiliki landasan pacu 1.400 m x 30 m, dan juga runway sepanjang 1.400 m x 150 m dan apron 130 m x 65 m.
- Bandara morowali, Sulawesi tengah. Memiliki kapasitas terminal 1000 m2 dan runway 1.050 m x 30 m. dan apron 80 m x 70 m.
- Bandara Werur di Tambrauw, Papua Barat. Bandara ini dilengkapi runway sepanjang 30 x 1400 m (lapisan hotmix tebal 5 cm), taxiway 94 x 18 m dan apron 85 x 70 m.
- Bandara Maratua, Kalimantan Utara. Bandara ini memiliki luas apron 1600 m x 30 m. Bandara ini dapat didarati pesawat ATR 72.
- Bandara Koroway Batu, Tanah Merah, Papua. Keberadaan bandara ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
- Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Bandara ini memiliki luas 96.000 m2 ini merupakan bandar udara terbesar kedua setelah Soekarno-Hatta.
- Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur. Bandara ini memiliki runway sepanjang 2.250 m x 45 m dan apron seluas 300 m x 123 m.
- Bandara Tebelian, Sintang, Kalimantan Barat. Bandara pengumpan ini memiliki gedung terminal seluas 2.000 m2, dan juga memiliki panjang runway 1.650 m x 30 m.